Senin, 13 Agustus 2012

asuhan keperawatan Bronkopneumonia




ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. N
DENGAN BRONKOPNEUMONI DI RUANG ABEDNEGO                                                 RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG

Karya Tulis Ilmiah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehata  Immanuel Bandung



DISUSUN OLEH :
Agus Wasinton H.Panjaitan
DA 09001




PROGRAM STUDI DIPLOMA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
 2012



Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel
Agus Wasinton H. Panjaitan, DA09001
Agustus 2012

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An.N DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANGAN ABEDNEGO
 RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
 4 Bab, 65 Halaman, 12 Tabel, 3 Gambat, 2 Genogram, 7 Lampiran.

ABSTRAK
Masuk dalam era globalisasi ini, keperawatan dituntut untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan jaman. Asuhan keperawatan merupakan suatu rangkaian proses keperawatan dalam mengatasi masalah keperawatan pada pasien. Dewasa ini seorang anak sangat rentan dengan berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh kuman, virus, dan lain lain. Penyakit yang sering didapat pada seorang anak diantaranya bronkopneumonia. WHO mencatat bahwa insiden pada tahun 2010 dinegara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara- negara di Eropa lainya yang menderita penyakit bronkopeneumonia sekitar 45.000 orang. Negara – negara berkembang seperti di Afrika dan Asia tengara sekitar 70 % kematian pada anak usia 0 sampai 6 tahun disebabkan bronkopneumonia. Penyakit bronkopneumonia di Indonesia barada di posisi yang delapan dari sepuluh penyakit yang dirawat di rumah sakit di seluruh Indonesia. Setelah diare, demam berdarah dengue, tipoid, demam peyebabnya tidak diketahui, dsypepsia, hipertensi, ISPA. Karya tulis ini berjudul “Asuhan Keperawatan pada An.N dengan Bronkopneumonia di Ruang Abednego Rumah Sakit Immanuel Bandung”, dilatar belakangi karena masih tinginya angka penderita penyakit bronkopneumonia  menurut data yang terhitung mulai bulan Januari 2012 sampai bulan Juni 2012 terdapat 382 kasus yang dirawat. Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran napas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39˚ – 40˚ C dan mungkin disertai kejang demam yang tinggi. Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnu. Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal, sianosis sekitar mulut dan hidung. Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan adapun masalah-masalah yang timbul adalah Pola napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret, Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret, Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kompleace paru menurun, Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat. Tindakan secara umum untuk mengatsi masalah tersebut adalah memonitor tanda tanda vital klien, memposisikan klien dengan posisi semi fowler, dan kolaborasi pemberian terapi oksigen dan broncodilator.
Kata kunci: Asuhan, Keperawatan, Bronkopneumonia.
Daftar Pustaka : 14 Buah dari tahun 2002-2012.


BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Masuk dalam era globalisasi ini, keperawatan dituntut untuk dapat menyesuaikan dengan tuntutan jaman. Asuhan keperawatan merupakan suatu rangkaian proses keperawatan dalam mengatasi masalah keperawatan pada pasien. Dewasa ini seorang anak sangat rentan dengan berbagai penyakit yang dapat disebabkan oleh kuman, virus, dan lain lain. Penyakit yang sering didapat pada seorang anak diantaranya bronkopneumonia. WHO mencatat bahwa insiden pada tahun 2010 dinegara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara- negara di Eropa lainya yang menderita penyakit bronkopeneumonia sekitar 45.000 orang. Negara – negara berkembang seperti di Afrika dan Asia tengara sekitar 70 % kematian pada anak usia 0 sampai 6 tahun disebabkan bronkopneumonia.
Bronkopneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru yang terjadi pada ujung akhir bronciolus yang tersumbat oleh eksulat mukoperulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya (Wong 2003). Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Suriadi & Rita, 2006 )
Penyakit bronkopneumonia di Indonesia barada di posisi yang delapan dari sepuluh penyakit yang dirawat di Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Setelah diare, demam berdarah dengue, tipoid, demam peyebabnya tidak diketahui, dsypepsia, hipertensi, ISPA.

Tabel 1.1
            Penyakit terbanyak pasien rawat inap seluruh rumah sakit di Indonesia 2009

No
Nama Penyakit
Kasus
Total kasus
Meninggal
Laki-laki
Perempuan
1
Diare
74.161
69.535
143.696
1.747
2
DBD
60.705
60.629
121.334
898
3
Tipoid
39.262
41.588
80.805
1.013
4
Demam penyebab tidak diketahui
24.957
24.243
49.200
462
5
Dyspepsia
18.807
28.497
47.304
520
6
Hipertensi
15.533
21.144
36.677
935
7
Ispa
19.115
16.933
36.048
162
8
Bronkopneumonia
19.170
16.477
35.647
2.365
9
Apendiks
13.920
16.783
30.703
234
10
Gastritis & Duodenitis
12.758
17.396
30.154
235
Sumber : Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI http:www.dokterku.org/diperoleh 22 Juli, 2012 Pukul 10.00 wib
Berdasarkan hasil survey di Rumah Sakit Immanuel Bandung diketahui bahwa penderita penyakit bronkopneumonia berada diposisi yang ke dua setelah diare
Tabel 1.2
Pasien terbanyak rawat inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Januari sampai Juni 2012
No
Nama  penyakit
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah
1
Diare   
65
71
75
94
130
107
542
2
Bronkopneumonia
60
108
104
49
37
24
382
3
DBD
49
78
45
39
64
81
356
4
Tipoid
42
49
36
46
57
26
256
5
Bayi  sesar kompliksi
27
24
0
31
29
24
135
6
Viral  infection
21
17
20
22
13
28
121
7
ISPA
19
21
21
12
16
23
112
8
Bayi  sesar
29
31
0
0
20
18
98
9
Neonatal  jaundice, unspecified
27
17
21
17
15
0
97
10
Febris
25
15
26
23
0
0
89
Sumber : Rekam medis Rumah Sakit Immnuel Bandung 2012
Perawatan bronkopneumonia (Wong, 2008) adalah bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir diberikan broncodilator. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Menjaga kelancaran pernafasan, dengan memposisikan klien dengan posisi semi fowler, dan pemberian oksigen sesuai indikasi.
Peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia meliputi usaha promotif yaitu dengan selalu menjaga kebersihan baik fisik maupun lingkungan, upaya preventif dilakukan dengan cara memberikan obat sesuai dengan indikasi yang di anjurkan oleh dokter. Sedangkan aspek kuratif perawat berperan memulihkan kondisi kilen dengan menganjurkan  orang tua klien membawa kontrol ke rumah sakit,
Data diatas menunjukkan tingginya angka penderita penyakit bronkopneumonia, dimana seorang tenaga keperawatan sangat perlu memberikan upaya untuk kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif guna menekan jumlah penderita penyakit saluran pernapasan khususnya bronkopneumonia dan meningkatkan derajat kesehatan, oleh karena penulis menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan keperawatan pada anak. “N” dengan Bronkopneumonia di Ruang Abednego di Rumah Sakit Immanuel Bandung
B. Tujuan penulisan
1.      Tujuan Umum
Menghasilkan Karya tulis Ilmiah dengan pendekatan proses keperawatan pada anak “N” dengan bronkopneumonia diruangan Abednego Rumah Sakit Immanuel Bandung.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melaksanakan pengkajian keperawatan pada anak “N” dengan kasus bronkopneumonia.
b.      Mampu merumuskan diagnosa keperawatan paada anak “N” dengan kasus bronkopeneumonia
c.       Mampu merumuskan intervensi keperawatan pada anak “N”dengan kasus bronkopneumonia.
d.      Mampu mengimplementasikan asuhan keperawatan pada anak “N” dengan kasus bronkopneumonia.
e.       Mampu mengevaluasi dari pada rencana asuhan keperawatan pada anak “N” dengan kasus bronkopneumonia.
f.       Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada anak “N” dengan kasus bronkopneumonia.
C.    Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah melalui pendekatan dan langkah-langkah serta metode ilmiah sebagai berikut :
1.      Observasi
Observasi adalah mengatakan pengawasan langsung terhadap keadaan umum pasien serta  pengembangannya sambil melaksanakn asuhan keperawatan selama observasi
2.      Wawancara
Wawancara adalah mengadakan tanya jawab langsung dengan pasien, keluarga pasien, merawat serta membandingkan dengan data yang ada.
3.      Studi Dokomentasi
Studi dokumentasi adalah mempelajari buku-buku laporan dan catatan medis serta dokumen lainnya untuk membandingkan dengan data yang ada dan memperoleh data yang baru.
4.      Studi Pustaka
Studi pustaka adalah mempelajari buku-buku referensi tentang penyakit bronkopneumonia yang berhubungan dengan perawatan anak.
D.    Sistematika Penulisan
Sistematika dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 4 bab, yaitu
Bab I terdiri dari Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II yaitu Tinjauan teori, yang meliputi pengertian, etiologi, patofisiologi (klasifikasi proses perjalanan penyakit dan manifestasi klinis), komplikasi, penatalaksanaan, konsep tumbuh kembang anak, pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Bab III terdiri dari  tinjauan kasus dan pembahasan, tinjauan yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, intervensi dan evaluasi keperawatan. Pembahasan, yang meliputi pengkajian keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
Bab IV terdiri dari simpulan dan saran yang berisikan kesimpulan pelaksanaan keperawatan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Bronkopneumonia
1. Pengertian Bronkopneumonia
Bronkopneumonia proses inflamasi paru yang umumnya disebabkan oleh agens infeksius, serta mengambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyenaran berbercak, dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronkiolus dan meluas keperenkim paru yang terdekat. ( Nursalam, 2005)
Bronkopneumonia dapat juga dikatakan suatu keradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda aing (Sujono, 2006)
Bronkopneumonia adalah inflamasi pada parenkim paru yang terjadi pada ujung akhir bronciolus yang tersumbat oleh eksulat mukoperulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya. (Wong, 2003) .
Bronkopeneumonia merupakan peradangan pada perekim paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau benda asing yang ditandai dengan gejala panas yang tinggi, gelisa, dispnu, napas cepat dan dangkal, muntah serta batuk kering dan produktif (Hidayat, 2006)
Berdasarkan pendapat pendapat diatas disimpulkan bahwa Brokopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.



2. Anatomi dan Fisiologi
a.      Anatomi Sistem pernapasan
Gambar 2.1  Sistem pernapasan.(Wong, 2008)
Saluran pernapasan terdiri dari rongga hidung, faring, laring, trakea, broncus dan paru. (Nelson, 2010)
1)      Saluran pernafasan bagian atas
a)      Rongga hidung
Merupakan saluran pernapasan yang pertama yang mempunyai dua lubang yang dipisahkan oleh septum nasi. Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung. Lendir disekresi secara terus menerus oleh sel – sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia. Hidung berfungsi sebagai penyaring kotoran, melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru – paru
b)      Faring
Faring adalah struktur yang menghubungkan hidung dengan rongga mulut ke laring. Faring dibagi menjadi tiga region yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Fungsi utamanya adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratoriun dan digestif.
c)      Laring
Laring adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakhea. Fungsi utamanya adalah untuk memungkinkan terjadinya lokalisasi. Laring juga melindungi jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batuk.
2)      Saluran pernafasan bagian bawah
a)      Trakhea
Disokong oleh cincin tulang rawan yang berbentuk seperti sepatu kuda yang panjangnya kurang lebih 5 inci, tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kiri dan kanan dikenal sebagai karina. Karina memiliki banyak saraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika dirangsang,  penghubungan hidung dan paru-paru terdapat rambut halus yang menyaring udara kotor.
b)      Bronkus
Terdiri atas 2 bagian yaitu broncus kanan dan kiri. Bronkus kanan lebih pendek dan lebar, merupakan kelanjutan dari trakhea yang arahnya hampir vertikal. Bronchus kiri lebih panjang dan lebih sempit, merupakan kelanjutan dari trakhea dengan sudut yang lebih tajam. Cabang utama bronchus kanan dan kiri bercabang menjadi bronchus lobaris kemudian bronchus segmentaliis. Bronkus dan bronkiolus dilapisi oleh sel – sel yang permukaannya dilapisi oleh rambut pendek yang disebut silia, yang berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru menuju laring. Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori yang menjadi saluran transisional antara jalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
c)      Alveoli
Gambar 2.2  Alveoli. (Wong, 2008 )
Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel – sel alveolar, sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel alveolar tipe II sel – sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfactan, suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveolar tipe III adalah makrofag yang merupakan sel – sel fagositosis yang besar yang memakan benda asing dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan penting.

d)     Paru
Paru-paru merupakan organ elastic berbentuk kerucut yang terletak dalam rongga torak atau dada. Kedua paru-paru saling terpisah oleh mediasinum central yang mengandung jantung pembulu-pembulu darah besar. Setiap paru-paru mempunyai apeks dan basis. Alteria pulmonalis dan arteri bronbialis, bronkus, syaraf dan pembuluh limfe masuk pada setiap paru-paru kiri dan dibagi tiga lopus oleh visula interloris. Paru-paru kiri terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada lobus inferior. Paru-paru kana mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah segmen pada lobusmedialis, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen tini masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Didalam lobulus, bronkhiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang-cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang diameternya antara 0,2-0,3mm. Letak paru-paru dirongga dada dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua: 1). Pleura Visceral (selaput dada pembungkus) yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru-paru; 2). Pleura Parietal yaitu selaput yang melapisi rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum (hampa udara) sehingga paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang berguna untuk meminyaki permukaannya (pleura), menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.


b. Fisiologi sistem penapasan
Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas antara makhluk hidup (organism) dengan ligkungannya. Secara umum, pernapasan dapat diartikan sebagai proses menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar.
Pernapasan pada manusia mencangkup proses, yaitu pernapasan eksternal (pernapasan luar) dan pernapasa internal (pernapasan dalam). Pernapasan eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi antara udara dalam gelembung paru-paru dengan darah dalam kapiler. Pernapasan internal adalah pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dalam kapiler dengan sel-sel jaringan tubuh.
Dalam proses pernapasan, oksigen dibutuhkan untuk oksidasi (pembakaran) zat makanan. Zat makanan yang teroksidasi tersebut yaitu gula. Gula merupakan zat makanan yang mengandung energy. Pernapasan atau respirasi yang dilakukan organisme bertujuan untuk mengambil energi yang terkandung di dalam makanan  (Wong, 2008)
Fungsi pernapasan adalah Pertukaran karbon dioksida dan oksigen antara darah dan udara berlangsung di alveolus paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan dalamnya aliran udara timba balik (pernapasan), dan tergantung pada difusi oksigen dari alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas dan uap yang dihirup.
3.      Etiologi
Secara umun individu yang terserang bronkopneumonia diakibatkan oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat. Timbulnya bronkopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa, mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia, antara lain
a.       Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni), Mycobacterium Tuberculosis.
b.      Virus  :   Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
c.       Jamur :    Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides, Aspergillus, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing. ( Suriadi, 2006 )












4.      Patofisiologi bronkopneumonia
( Sumber modifikasi: Elisabeth J.corwin, 2009 dan Sujono, 2009 )
Digram 2.1  Patofisiologi
Jamur, Virus, Bakteri, Protozoa
Masuk  ke alveoli
Kuman berlebih di broncus
Dilatasi pembuluh darah
Infeksi saluran pernapasan bawah
Proses peradangan
Akumulasi sekret di broncus
Mukus di broncus meningkat
Intake kurang
Ekusudat plasma masuk alveoli
Gangguan difusi plasma
Gangguan pertukaran gas
Nafsu makan menurun
Intoleransi aktifitas
Suplai O2
menurun
Anak batuk
Kelemahan tubuh
Peningkatan suhu tubuh
Hiverpentilasi
Peningkatan metabolisme
Keringat berlebih
Gangguan keseimbangan cairan
Resiko tinggi aspirasi
Os.sesak
Pola napas tidak efektif
Anak tidak bermain
Gangguan pemenuhan bermain
Peningkatan Enzim dilambung
Kembung
Bersihan jalan nafas
Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan
 































5.      Gejala klinis
Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran napas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39 – 40˚ C dan mungkin disertai kejang demam yang tinggi. Anak megalami kegelisahan, kecemasan, dispnu. Kerusakan pernapasan diwujudkan dalam bentuk napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung, retraksi pada daerah supraclavikular, ruang-ruang intercostal, sianosis sekitar mulut dan hidung. Pada awalnya batuk jarang ditemukan tetapi dapat dijumpai pada perjalanan penyakit lebih lanjut, mula-mula batuk kering kemudian menjadi produktif.
Pemeriksaan fisik pada bronkopneumonia, tergantung dari pada luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi mungkin terdengar ronchi basah nyaring halus – sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens), mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernapasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada stadium resolusi, ronki terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2 – 3 minggu. ( Sujono, 2009 )
6.      Penatalaksanaan
Penatalaksanan pada klien bronkopneumonia menurut Wong, 2008
a.       Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir, diberikan broncodilator.
b.      Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan penyebab yang mempunyai spektrum sempit.
c.       Menjaga kelancaran pernafasan, dengan memposisikan klien dengan posisi semi fowler, dan pemberian oksigen sesuai indikasi
d.      Kebutuhan istirahat, karena pada pasien bronkopneumonia mengalami susuah tidur karena sesak napas
e.          Kebutuhan nutrisi atau cairan, yang kegunaan untuk mencegah dehidrasi dan kekurangan kalori maka dipasang infusan glukosa 5% dan NaCl 0.9% dalam perbandingan 3:1.
f.          Mengontrol suhu tubuh setiap sejam sekali
7.      Pemeriksaan penunjang
a.          Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m dengan pergeseran LED meninggi.
b.         Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus. (Ngastiyah, 2002)
8.      Komplikasi
Komplikasi dari bronkopneumonia menurut Nursalam 2005 adalah :
a.                Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.
b.               Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.
c.                Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d.               Infeksi sitemik
e.                Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.
f.                Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.
B.     Konsep Kebutuhan Dasar Pada anak.
Berdasarkan kebutuhan dasar pada anak di bagi menjadi tiga bagian yaitu : kebutuhan fisik – Biologis (ASUH), kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH) dan, kebutuhan sitimulus (ASAH)

1.      Kebutuhan fisik –biologis (ASUH)
Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti nutrisi, imunisasi kebersihan tubuh dan pengobatan, dan olahraga, bermain dan beristirahat.
a.       Nutrisi
1)      Sejak anak didalam rahim, ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi bergizi.
2)      Air susu ibu (ASI): nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi (terutama pada 6 bulanpertama Atau asi Ekslusif)
3)      Menu seimbang seperti protein, karbohidart lemak, vitamin mineral, air.
b.      Imunisasi : anak perlu diberi imunisasi dasar lengkap agar terlindungi dari penyakit penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi.
c.       Kebersihan : meliputi kebersihan makanan, minuman, udara, pakaian, rumah, sekolah, dan tempat bermain.
d.      Bermain, aktifivitas fisik, tidur. : anak perlu melakukan Bermain, aktifivitas fisik, tidur karena hal ini bermanfaat untuk :
1)      Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang meatobolisme karbohidrat, lemak dan protein.
2)      Merangsang pertumbuhan otot dan tulang.
3)      Merangsang perkembangan.
e.       Pelayanan kesehatan : kesehatan anak perlu dipantau/ diperiksakan secara teratur contohnya pemantauan berat badan balita minimal 8 kali setahun, yang tujuannya untuk :
1)      Mendeteksi secara dini dan menaggulangi bila ada penyakit dan gangguan tumbuh kembang anak
2)      Mencegah penyakit.
3)      Memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.

2.      Kebutuhan kasih sayang dan emosional (ASIH)
Anak perlu memerlukan kasih sayang melalui hubungan erat, serasi dan selaras dengan ibunya. Memberikan kasih sayang akan membantu tumbuh kembang fisik- mental dan psikososial anak yang optimal. Pada tahun pertama kehidupannya (usia dini) anak mutlak memerlukan ikatan yang menciptakan rasa aman dan nyaman untuk itu anak diupayakan agar anak merasa dilindungi,memperhatikan minat, keinginan, dan pendapatnya, mebri contoh, tidak memaksa, membantu, memotivasi, menghargai pendapat anak, mendidik melalui kegiatan seperti bermain.
3.      Kebutuhan stimulus (ASAH)
Untuk memperoleh perkembngan yang optimal, anak perlu di diasah melalui kegiatan stimulus dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosional, bicara, kongnitif, kemandirian, kreativitas moral dan spiritual.
C.    Konsep Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah adalah suatu metode dimana suatu konsep di terapkan dalam praktek keperawatan. Tahap – tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya. Proses keperawatan terdiri dari 4 tahap, yaitu : Pengkajian, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi yang dilaksanakan secara berurutan dan berkaitan secara dinamis. ( Nursalam, 2005 )
1.      Pengkajian
Proses keperawatan adalah adalah suatu proses pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki atau memelihara klien sampai ke taraf optimal melalui pendekatan yang sistematis untuk mengenal dan membantu kebutuhan klien. (Nursalam, 2005)
Tahap – tahap dalam proses keperawatan saling bergantungan satu sama lainnya. Proses keperawatan terdiri dari 6 tahap, yaitu : Pengkajian, perumusan diagnosa, Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi yang dilaksanakan secara berurutan dan berkaitan secara dinamis.
a.      Identitas
Biodata klien terdiri atas Nama, jenis klamin, umur, pekerjaan, suku/bangsa, alamat
Biodata penanggung jawab terdiri atas Nama, jenis klamin, umur, pekerjaan, suku/bangsa, alamat, hubungan dengan klien
b.      Keluhan utama
Keluhan utama pada bronkopneumonia pada umumnya suhu badan klien meningkat diatas 38˚C dan sesak napas.
c.    Riwayat penyakit sekarang
Riwayat penyakit sekarang dikembangkan dari keluhan utama dengan PQRST
   P(Paliative): yaitu faktor yang memperberat dan meringankan keluhan utama dari sesak, apa yang dapat memperberat/ meringankankeluha utama  seperti sesak pada penderita bronkopneumonia? Aktivitas apa yang dapat yang dilakukan saat gejala pertama dirasakan, apa ada hubungan dengan aktivitas.
Q (Quantity)  seberapa berat gangguan yang dirasakan klien, bagaimana gejala yang dirasakan, pada saat dikaji apa gejala ini lebih berat atau lebih ringan dari yang sebelumnya.
R(Regio)  Dimana tempat terjadinya gangguan, apakah mengalami penyebaran / tidak.
S(Skala) seberapa berat sesak yang diderita klien.
Tabel 2.1 Kriteria sesak napas
Tingkat
Derajat
Kriteria
1
Normal
Tidak ada kesulitan bernapas.
2
Ringan
Terdapat kesulitan bernapas. Tapi masih dapat melakukan aktifitas tampa bantuan orang lain
3
Berat
Berjalan lebih lambat dari pada orang yang seumurnya karena sulit bernapas, atau harus berhenti berjalan untuk bernapas.
4
Sangat berat
Sangat sulit untuk bernapas,dan mengunakan otot bantu napas.
(Hidayat, 2005)
T (Timing ) kapan keluhan mulai dirasakan? Apakah keluhan terjadi mendadak atau bertahap, Seberapa lama keluhan berlangsung ketika kambuh.
d.      Riwayat kesehatan dahulu.
Keadaan masa lalu yang ada hubunganya dengan apa yang dialam iklien saat ini misalnya:
1)      Riwayat penyakit yang pernah dialami sebelumnya
2)      Apakah klien pernah di rawat di rumah sakit sebelumnya
3)      Apakah ada anggota keluarga yang terkena penyakit saluran pernapasan seperti, asma, bronhitis dan lain lain
e.       Riwayat kehamilan dan kelahiran
1)      Prenatal
Apakah ibu klien terdapat kelainan atau keluhan yang dapat memperberata keadaan ibu dan anak saat proses persalinan, serta jumlah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan ibu klien.

2)      Intra natal
Proses persalinan ditolong oleh siapa, apakah persalinan secara normal atau memerlukan bantuan alat atau operasi, dan bagaimana keadaan bayi saat di lahirkan (langsung menagis atau tidak )
3)      Post natal
Bagai mana keadaan saat setelah lahir, apakah mendapat ASI sesuai kebutuhan atau PASI serta bagaimana reflek menghisap dan menelannya.
4)      Riwayat imunisasi
   Pemberian imunisasi pada anak
Gambar 2.3 Jadwal pemberian Imunisasi (Ikatan dokter anak Indonesia 2012) diakses dari http://arycoloum.blogspot.com diperoleh tanggal 16 Juli, 2012, pukul 23.00 wib



Table 2.2  Keterangan pemberian imunisasi pada anak
No
Vaksin
Ketrangan pemberian
1
Hepatitis B
HB diberikan dalam waktu 12 jam setelah lahir, dilanjutkan pada umur 1 dan 3-6 bulan
2
Polio
Polio diberikan pada saat kunjungan pertama. Untuk bayi baru lahir di rumah bersalin atau di rumah sakit diberikan pada saat bayi pulang untuk menghindari transmisi virus kepada bayi lain
3
BCG (Bacilus Calmet Guirtnet)
Diberikan sejak lahir.
4
DPT (difteri pertusis tetanus)
Diberikan pada umur > 6 minggu,dan diberikan kembali pada umur 18 bulan,  5 tahun dan 12 tahun             
5
Hib
Diberikan umur 2 bulan dengan interval 2 bulan
6
Campak
Campak 1 diberikan pada umur 9 bulan dan capak 2 diberikan pada usia 6 Tahun.
7
MMR
Diberikan pada 15 bulan
8
PVC
Diberikan pada umur 2,4,6 bulan dan umur 1 tahun
9
Influenza
Umur < 8 tahun yang mendapat vaksi influenza pertama kali harus mendapat 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu
10
Hepatitis A
Hepatitis A diberikan pada umur 2 tahun di beri sebanyak dua kali dengan interval 6-12 bulan
11
Tifoid
Diberikan pada umur dua tahun dan diulangi setiap tiga tahun
(Betz, 2002)
f.       Riwayat tumbuh kembang pada anak
Pertumbuhan adalah perubahan secara psikologis sebagai hasil dari kematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak sehat dalam waktu tertentu. Contohnya bertambah tinggi. Sedangkan perkembangan : proses kematangan fungsi-fungsi non fisik. (Sujono, 2009)

1)      Usia 0-1 tahun
Dalam perkembangan dan pertumbuhan anak, ada beberapa hal yang sangat dibutuhkan, yaitu faktor kesehatan dan pemberian nutrisi (gizi) yang baik yang dimulai sejak masa kehamilan ibu, rangsangan yang memadai baik dalam hal kualitas rangsangan maupun kuantitasnya dan yang tak kalah pentingnya adalah kasih sayang dari ibu atau pengasuh.
a)      USIA 0 – 3 BULAN
·      Belajar mengangkat kepala sambil berbaring tengkurap.
·      Belajar mengikuti objek dengan matanya.
·      Melihat ke wajah orang dan tersenyum.
·      Bereaksi terhadap sumber suara/ bunyi.
·      Mengenal ibunya dengan penglihatan, penciuman, pendengaran dan kontak.
·      Menahan barang yang dipegangnya.
·      Bereaksi dengan mengoceh.
·      Duduk dengan bantuan.
b)      USIA 3 -6 BULAN
·         Mengangkat kepala 90˚ dan mengangkat dada dengan bertopang tangan.
·         Meraih benda-benda dalam jangkauannya atau di luar jangkauannya.
·         Memasukkan benda-benda ke mulutnya.
·         Berusaha memperluas lapangan pandangan.
·         Tertawa dan menjerit karena gembira bila diajak bermain.
·         Berusaha mencari benda-benda yang hilang.


c)      USIA 6-9 BULAN
·         Mulai tumbuh gigi pertama, dan pada usia 12 bulan biasanya sudah tumbuh 6 gigi. Namun ada juga anak yang gigi pertamanya baru tumbuh pada usia 12 bulan.
·      Duduk tanpa dibantu.
·      Dapat tengkurap dan terbalik sendiri.
·      Dapat merangkak meraih benda atau mendekati seseorang.
·      Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya.
·      Memegang benda kecil dan ibu jari dan jari telunjuk.
·      Bergembira dengan melempar benda-benda.
·      Bubling atau mengeluarkan kata-kata tanpa arti.
·      Mengenal anggota keluarga dan takut pada orang yang belum dikenal.
·      Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan dan sembunyi-sembunyian.
d)     USIA 9 - 12 BULAN
·         Dapat berdiri sendiri tanpa dibantu.
·         Dapat berjalan dengan dituntun. Kebanyakan anak dapat berdiri beberapa minggu sebelum mereka dapat berjalan. Biasanya anak dapat berjalan pada usia kurang dari 1 tahun, namun variasinya berkisar antara 9-15 bulan.
·         Menirukan suara.
·         Mengulang bunyi yang didengarnya.
·         Belajar mengatakan satu atau dua kata.
·         Mengerti perintah sederhana atau larangan.
·         Mulai tertarik untuk mengeksplorasi sekitarnya, melihat semua hal, menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke dalam mulut.
·         Berpartisipasi dalam permainan.
·         Takut berpisah dengan ibu atau figur lekat.
2)      Usia 1-3 tahun (Pada anak usia prasekolah)
a)      Motorik kasar
Mengendarai sepeda roda tiga, melompat dari langkah dasar, berdiri pada satu kaki untuk beberapa detik, menaiki tangga dengan kaki bergantian. (Wong, 2003)
b)      Motorik halus
           Membangun menara dari 9 atau 10 kotak, membangun jembatan dengan 3 kotak, secara benar masuk biji-bijian kedalam botol berleher sempit, dalam menggambar menirukan lingkaran. (Wong, 2003)
c)      Bahasa
  Mempunyai perbendaharaan 900 kata, menggunakan kalimat lengkap dari 3 sampai 4 kata, bicara tanpa henti tanpa peduli apakah seseorang memperhatikannya.
d)     Kognitif
Berada dalam fase perceptual egosentrik dalam berpikir dan berprilaku, mulai memahami waktu, bicara tentang masa lalu dan masa depan sebanyak masa kini.
3)      Usia 4- 6 tahun
Saat memasuki usia 4 tahun, anak umumnya penuh dengan energi, lebih banyak bertanya dan selalu rasa ingin tahu. Biasanya mental dan emosional ibu akan teruji di masa ini, sehingga setiap hari akan menjadi suatu tantangan baru bagi orang tua dan juga anak. ( Yupi, 2004 )

a)      Tolak ukur perkembangan usia 4 tahun  
Di usia ini, anak cenderung ingin memperlihatkan kepada oarng lain mengenai sesuatu yang bisa dilakukannya. Secara konstan mereka akan mengungkapkan perasaan aman dan ketidak nyamanan tentang lingkungannya. Mereka juga cenderung menjadi seorang anak yang suka memerintah. Berikut beberapa keterampilan yang biasa ditunjukan si kecil saat usia 4 tahun.
b)      Kemampuan Sosial
Lebih memperlihatkan kemandirian. seperti mampu menyikat gigi dan berpakaian sendiri. Cenderung banyak menuntut tetapi juga bersemangat untuk diajak bekerjasama.Kadang berperilaku tidak sopan. Semakin kita  bereaksi emosional, maka semakin dia akan berkelakuan buruk. Anak ingin disukai dan ingin menyenangkan teman-temanya, serta berharap memiliki teman dekat. Mengerti tentang hal sehari-hari seperti makanan, uang dan konsep waktu. Memiliki rasa kepemilikan, dimana ia akan memandang segala sesuatu sebagai miliknya. Sudah memiliki rasa simpati dan rasa sedih ketika seseorang atau apapun berada di dalam kesusahan atau kesedihan. Ini pulalah yang ia harapkan dari orang disekitarnya ketika berada dalam situasi yang sama. Sadar akan seksualitas dan memiliki rasa ingin tahu alami mengenai hal tersebut. Memperlihatkan ketertarikan yang tinggi dalam bernyanyi, menari dan akting. Penuh dengan ide imajinatif mencoba untuk membedakan antara khayalan dan kenyataan.
c)      Kemampuan Motorik
Memiliki koordinasi dan keseimbangan seperti orang dewasa juga kekuatan otot untuk melakukan aktivitas yang lebih menantang. Cenderung lebih aktif dan menyukai gerakan-gerakan, seperti memanjat, berayun, berjungkir balik dan melompat. Gemar menulis, melukis, berlenggok bagaikan model, melekatkan dan membangun struktur bangunan. Gambar tangannya umumnya memperlihatkan semua unsur penting seperti mata, hidung dan mulut meskipun memang tidak menyerupai persis gambar orang.
d)     Kemampuan Berbahasa
Sudah bisa berhitung hingga angka sepuluh bahkan lebih. Mampu menyebutkan paling tidak empat macam warna. Tak jarang anak akan melontarkan kata makian yang sering didengarnya dari orang disekitarnya. Tapi yang lebih disukainya adalah melihat perubahan wajah orang tuanya  ketika dia mengatakan kata tersebut. Sebaiknya jangan meresponnya terlalu berlebihan
g.      Riwayat kesehatan Keluarga
Dikaji riwayat kesehatan keluarga, apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, penyakit saluran pernapasa dan penyakit keturunan seperti asma
h.      Genogram
Terdiri dari 3 generasi bertujuan untuk melihat penyakit keturunan  pada anggota keluarga klien dan apakah ada keterkaitan dengan penyakit klien saat ini
2.      Pola Aktivitas sehari-hari
a.  Makanan
Makanan yang disukai/tidak disukai apa saja makanan yang disukai dan tidak disukai klien. Pada saat apa klien mau makan kesukaannya. Biasanya klien menggunakan alat makan yang khusus atau tidak. Pola makan klien bagaimana dan jam berapa saja. Bagaimana pola minum klien, apakah klien mau makan sesukanya
b. Pola tidur
Bagiamana pola tidur klien dan berapa jam sehari. Bagaimana kebiasaan klien sebelum tidur, apakah klien perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa saat tidur. Apakah klien suka tidur siang atau tidak dan berapa jam pada saat tidur siang.
c.  Mandi
Berapa kali klien mandi sehari, sebelum dan selama dirawat di rumah sakit.
d.                   Aktifitas bermain
Bagiamana aktifitas bermain klien (didalam rumah/diluar rumah dan dengan siapa saja).
e.  Eliminasi
Bagaimana pola eliminasi klien (Buang Air Besar / Buang Air Kecil berapa kali sehari) sebelum dan selama dirawat.
3.      Pemeriksaan Fisik
a.       Keadaan umum
1)        Tingkat kesadaran
Kualitati                                  :composmentis, apatis, somnolent,  sopor,      soporocomatus, coma                                                                      
Kuantitatif                              :Pediatric Coma Scale
a)      Eye
Membuka mata spontan    : 4
Rangsang verbal                : 3
Dengan nyeri                     : 2
Tidak ada respon               : 1
b)      Motorik
Spontan                           : 6
Melokalisir nyeri               : 5
Menjauhkan dari nyeri      : 4
Flexi terhadap nyeri          : 3
Extensi terhadap nyeri      : 2
Tidak ada respon             : 1
c)      Verbal ( > 2 tahun)
Berorientasi                       : 5
Bingung                            : 4
Acuh                                 : 3
Tidak komprehensif          : 2
Tidak ada respon               : 1
(Kalheleen 2007)
2)        Tanda-tanda Vital
Tekanan darah              : Normal (sitolik 75-115, diastolik 45-80)
Nadi                             : Menurun (Bradikardia relatif) < 100-160 x/ menit
Respirasi                       :  Meningkat  (30-40 x/ menit )
Suhu                             :  Meningkat ( >38OC)
Berat badan                  : Usia (tahun) x 5 +17 = Berat Badan (pon) pertambahan setiap minggu 140-200 gram
Tinggi badan                 : Usia (tahun) x 2½ +30 = Panjang (inci) pertambahan setiap bulan 2,5 cm
(Kalheleen, 2007)
b.      Pemeriksaan fisik head to toe pada anak dengan bronkopneumonia menurut  Sujono, 2009
1)      Kepala
Dikaji mengenai bentuk kepala, warna rambut distribusi rambut, adanya lesi atau tidak, hygiene, apakah ada hematoma.
2)      Mata
Pada klien dengan bronkopneumonia biasanya didapatkan sklera berwarna merah dikarnakan adanya peningkatan suhu tubuh, kaji reflek cahaya, konjungtiva anemis atau tidak, pergerakan bola mata.
3)      Telinga
Dikaji mengenai bentuknya simetris atau tidak, kebersihan dan tes pendengaran.
4)      Hidung
Dikaji apakah di hidung terdapat polip, nyeri tekan kebersihan hidungnya, pernafasan cuping hidung, fungsi penciuman.
5)      Mulut
Kaji warna bibir, mukosa bibir nya lembab atau tidak, biasanya jika bronkopneumonia akibat meningkatnya suhu tubuh maka mukosa bibir akan kering dan kaji reflek mengisap, reflek menelan.
6)      Dada
Paru – paru
Inspeksi            : Irama nafas  tidak teratur, pernapasan  dangkal, penggunaan otot bantu napas.
Palpasi              :   Tidak ada nyeri tekan
Perkus               :  Sonor
Auskultasi         :  Suara paru ronchi.
Jantung
Inspeksi            :  Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi             :  Suara jantung terdengar redup
Auskultasi         :  Nada S1 S2 dan lub dup

7)   Abdomen
Inspeksi                        : Bentuk, lesi
 Palpasi             : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri lepas, turgor kulit <3 detik
 Perkusi              : Suara abdomen timpani
 Auskultasi         : Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
8)      Ekstremitas
Biasanya akan di dapatkan data pergerakan sendi terbatas karena terjadi nyeri sendi, kelelahan, kelemahan dan malaise, CRT <2 detik dan keluhan.
9)      Genetalia dan anus
Kaji kelengkap (laki laki: penis, skrotum, perempuan: labia minora, labia mayora, klitoris.), fungsi buang air besar dan fungsi buang air kecil.
c.       Riwayat Psikososial
Perlu diakaji kecemasan pada orang tua sehubungan dengan penyakit yang dialami   oleh anaknya.
d.      Data Spiritual
Data ini menyangkut tentang kepercayaan dan keyakinan orang tua anak terhadap Tuhan
e.       Data penunjang
Berbagai pemeriksaan penunjang pada klien dengan Bronkopneumonia menurut Ngastiyah (2002), adalah:
1)      Laboratorium
Jumlah sel darah putih normal atau meningkat biasanya leukositosis dapat mencapai 15.000-40.000 / mm3
2)      Foto thorax
Foto thorax terdapat bercak bercak infitrat pada satu atau berapa lobus,jika pada bronkopneumonia terlihat adanya konsolidasi pada satu atau beberapa lobus
4.      Analisa data
Tabel 2.3 Analis data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS
Orang tua klien mengatakan anaknya sering batuk dan tidak mengeluarkan sekret.
DO:
-          Klien tampak batuk
-          Sekret tidak keluar pada waktu batuk
-          Pada saat diauskultasi terdengar suara ronchi
-          Takikardi
Jamur, virus, bakteri, protozoa


Masuk alveoli


Kuman berlebihan di Broncus

Peradangan

Akumulasi sekret di broncus

Bersihan jalan nafas
Bersihan jalan napas tidak efektif
2







DS
Orang tua  klien mengatakan anaknya sering batuk
DO:
-          Napas cuping hidung
-          Penggunaan otot bantu nafas
-          Takikardi
-          Kelelahan
-          Tampak sesak

Jamur, virus, bakteri, protozoa


Masuk alveoli


Kuman berlebihan di Broncus

Peradangan

Akumulasi sekret di broncus

Mukus di broncus meningkat

Suplai O2 menurun

Hiverpentilasi

Dispneu

Retraksi dada/ Nafas cuping hidung

Gangguan pola nafas
Pola napas tidak efektif




3






DS: orang tua klien mengatakan anaknya sesak bernapas
DO:
-          Klien tampak sesak bernapas
-          Respirasi meningkat
-          Tampak otot bantu pernapasan
-          Saturasi oksigen menurun
Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk ke alveoli

Dilatasi pembuluh darah

Gangguan difusi dalam plasma

Gangguan pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas






4


DS:
Orang tua klien mengatkan anaknya
Panas

DO:
-          Kien tampak demam
-          Suhu tubuh diatas batas normal
-          Akral teraba panas

Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk ke alveoli

Infeksi Saluran pernapasan bawah

Merangsang hipotalamus

Peningkatan suhu tubuh
Hipertermi


5









DS:
-         Orang tua klien mengatakan anaknya susah untuk minum
-         Orang tua klien mengatakan anaknya berkeringat


DO:
-       Klien tampak berkeringat
-       Mukosa bibir kering
-       Turgor kulit menurun
-       Febris
-       Urin out put kurang dari (1-2 cc/ kg Berat Badan / Jam)
Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk ke alveoli

Infeksi Saluran pernapasan bawah

Merangsang hipotalamus

Peningkatan suhu tubuh

Keringat Berlebihan

kekurangan vol. cairan
Kekurangan volume cairan







6
DS:
Orang tua klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang.
DO:
-         Reflek rooting lemah
-         Reflek sucking lemah
-         Mukosa mulut kering
-         Jumlah intek inadekuat
-         Klien tampak muntah
-         Berat badan menurun.
Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Kuman berlebihan di Broncus

Peradangan

Proses peradangan

Peningkatan enzim di lambung.

Kembung

Nafsu makan menurun

Intake kurang

Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan
7
DS :
Orang klien mengatakan anaknya lemah untuk beraktivitas

DO :
-          Klien tampak lemah
-          Aktivitas di bantu
-          Nadi teraba lemah
-          Tekanan darah menurun
-          Klien bedrest
-          Bila klien melakukan aktivitas,  klien tampak sesak.

Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Kuman berlebihan di Broncus

Peradangan

Akumulasi sekret di broncus

Mukus broncus meningkat

Anak batuk

Nafsu makan menurun

Intake kurang

Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan

Intoleransi aktifitas
Intoleransi aktifitas










5.      Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang muncul pada pasien bronkopnemia adalah :
a.       Bersihan jalan napas tidak efektif  berhubungan dengan penumpukan sekret
b.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kompliance menurun
c.       Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan sekret
d.      Hipertermi berhubungan dengan inflamasi
e.       Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat
f.       Kekurangan volume cairan berhubungan dengan proses evaporasi.
g.      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh.
 5.  Rencana keperawatan
Tabel 2.4 Rencana Keperawatan
No
Diagnosa

Rencana keperawatan


Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
1


























Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret























Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan jangka waktu 2-3 hari klien menunjukkan perilaku mencapai kebersihan jalan nafas

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Dalam waktu 3-4 jam bersihan jalan nafas teratasi dengan kriteria hasil:
-        bunyi nafas bersih
-        tak ada sianosis
-        RR 30-40 X/menit
-        Tidak sesak
-       Klien tampak tidak  batuk
-      Sekret dapat  keluar pada waktu batuk
-      Pada saat diauskultasi tidak terdengar suara ronchi


1.       Observasi tanda tanda vital
(nadi, repirasi, suhu, tekanan
 darah )

2.       Kaji frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi


3.        Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan ronki.



4.       Ajarkan klien batuk efektif


5.       Berikan posisi semi fowler



6.       Berikan minum hangat sedikit sedikit tapi sering





7.        Melaksanakan tindakan kolaborasi : Bronchodilator, mukolitik.
1.       Untuk mengetahui keadan klien


2.       Untuk mengetahui frekuensi pernapasan klien.

3.       Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius

4.       Untuk membantu mengeluarkan sekret.

5.       Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas

6.       Hidrasi menurunkan kekentalan sekret dan mempermudah pengeluaran.



7.       Pemberian obat-obatan pengerncer dahak memudahkan proses evakuasi jalan nafa

2


















Pola napas tidak efektif berhubungan dengan Kompliance paru turun



Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-3 hari diharapkan pola napas efektif teratasi

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2-3 jam pola napas tidak efektif teratasi dengan kriteria hasil:
-          Tidak ada otot napas tambahan
-          Tidak ada pernapasan cuping hidung.
-          Klien tidak  sesak
-         Respirasi di batas normal

1.      Observasi tanda tanda Vital
(nadi, repirasi, suhu, tekanan darah )

2.       Kaji frekuensi pernapasan



3.       Memberikan posisi semi fowler.


4.       Ajarkan klien batuk efektif



5.       Kolaborasi pemberian Oksigen



1.       Untuk mengetahui keadaan klien


2.       Untuk mengetahui frekuensi penapasan klie

3.       Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas

4.       Untuk membantu mengeluarkan sekret

5.       Untuk memenuhi osigenisasi dalam tubuh


3







Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penumpukan sekret




















Tupan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan,selama 1-2
Hari, pertukaran gas anak teratasi

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam jangka waktu 2-3 jam gangguan pertukaran gas teratasi dengan kriteria hasil
-          tidak sesak napas, tidak sianosis,
-          tidak pucat,
-          tidak ada retraksi subcosta dan intracosta Klien tampak sesak bernapas
-          tidak Tampak otot batuntu pernapasan


1.       Observasi Tanda tanda vital
(nadi, repirasi, suhu, tekanan darah )

2.       Mengkaji frekuensi, Kedalaman dan kemudahan pernafasan.




3.       Mengobservasi warna kulit, membran mucosa dan kuku apakah terdapat sianosis.



4.       Mempertahankan istirahat dan tidur.


5.       Kolaborasi pemberian oksigen dengan benar sesuai dengan indikasi
1.       untuk mengetahui keadaan umum klien


2.       Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum

3.       Sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/ menggigil dan terjadi hipoksemia.

4.       Menghemat penggunaan oksigen dengan Istirahat dan tidur

5.       Untuk memenuhi osigenisasi pada tubuh
4








Hipertermi berhubungan dengan inflamasi



Tupan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1X 24 jam peningkatan suhu tubuh teratasi

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2-3 jam suhu tubuh dalam batas normal dengan kriteria hasil :
Suhu tubuh dalam batas normal
1.       Obeservasi suhu tubuh  setiap 4 jam

2.       Pantau warna kulit



3.       Lakukan tindakan pendinginan sesuai kebutuhan misalnya kompres

4.       Berikan obat sesuai indikasi : antipiretik



1.       Menentukan tindakan keperawatan selanjutnya

2.       Penampilan kemerahan menjukkan adanya peningkatan suhu tubuh
 
3.       Pertukaran panas secara konduksi


4.       Antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh
5

























Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat























Tupan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan

selama ± 24 jam, kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi dengan kriteria :
-         Tidak terpasang NGT
-         Reflek rooting kuat
-         Reflek sucking kuat
-       Mukosa mulut lembab
-         Muntah tidak terjadi
-         Berat Badan meningkat









1.       Tes reflek hisap dan menelan bayi



2.       Monitor BB / hari dengan timbangan yang sama


3.       Beri ASI atau PASI tiap 3 jam jika tidak terjadi kontra indikasi



4.       Lakukan Oral hygiene setiap selesai memberikan makan



5.       Kolaborasi pemberian cairan peroral/NGT sesuai kebutuhan


6.       monitor intake dan output
1.       Reflek hisap dan menelan pada bayi menandakan bayi sudah dapat di berikan asupan peroral
2.       Mengetahui status perkembangan nutrisi klien

3.       ASI PASI sebagai nutrisi utama pada bayi untuk membantu meningkatkan berat badan klien

4.       Mencegah terjadinya kebasian sisa makanan dan terjadinya pertumbuhan jamur

5.       Keseimbangan cairan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan

6.       Mengetahui status keseimbangan nutrisi dalam tubuh
6















Kekurangan volume cairan berhubungan dengan proses evaporasi







Tupan :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1-2 hari kekurangan volume cairan teratasi.

Tupen :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan

dalam wktu 3-4 jam kekurangan volume cairan teratasi dengan kriteria hasil:
Tidak terdapat tanda tanda kekurangan volume cairan
1.       Mengkaji perubahan tanda-tanda vital.

2.       Mengkaji turgor kulit.



3.       Observasi intake dan out put cairan.




4.       Kolaborasi pemberian infus sesuai indikasi

1.       Untuk mengetahui keadaan klien.

2.       Untuk menunjukkan adnya kekurangan cairan sisitemik

3.       Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian


4.       Untuk memenuhi cairan dalam tubuh.
7
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot

Tupan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2-3 hari intoleransi aktivitas klien dapat berkurang

Tupen :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 8-10 jam intoleransi aktivitas klien dapat berkurang dengan kriteria :
-          Klien dapat melakukan aktivitas nya sendiri
-          Tidak tampak  lemah
-          Personal hygiene terpenuhi
       
1.       Evaluasi respon klien terhadap aktivitas nya



2.       Bantu aktivitas klien seperti BAK, BAB dan mandi

3.       Libatkan orang tua dalam melakukan aktivitasseperti bermain sesuai dengan kemampuan klien.


4.       Bimbing klien untuk beraktivitas mandiri secara bertahap
1.       Dengan mengevaluasi dapat menetapkan kemampuan klien dalam memudahkan aktivitas

2.       Menjaga kebersihan klien


3.       Dengan adanya orang terdekat dengan klien dapat mempermudah untuk pemenuhan kebutuhan klien

4.       Klien dapat melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan dirinya


BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A.    Tinjauan kasus
1.      Pengkajian
a. Identitas
1)      Identitas klien
Nama klien                            :  An.N
 Umur                                          :  04 Tahun 06 bulan
 Jenis kelamin                        :  Perempuan
Agama                                   :  Islam
Pendidikan                            :  Belum sekolah
Alamat                                   : dirahasiakan
Suku/Bangsa                          :  Sunda/ Indonesia
Diagnosa Medis                     :  Bronkopneumonia
Tanggal Masuk RS                :  03 Juli 2012
Tanggal Pengkajian               :  05 Juli 2012
No.Rekam Medis                  :  *******
2)      Identitas Penanggung Jawab
Nama                                     : Tn.K
Umur                                     : 50 Tahun
Pekerjaan                               : Wiraswasta
Alamat                                           : dirahasiakan. 
Hubungan dengan klien        : Ayah kandung
b.       Riwayat kesehatan klien
1)      Keluhan Utama
Orang tua klien mengatakan anaknya mengalami sesak
2)      Riwayat Penyakit Sekarang
Orang tua klien mengatakan anaknya mengalami batuk dua minggu yang lalu sebelum mengalami sesak, sesak dialami sejak dua hari yang lalu dan sesak bertambah apabila anaknya beraktivitas, sesak dirasakan di bagian dada dan sesak berkurang apabila tidur menggunkan dua bantal, dan sebelum klien dibawa berobat ke Rumah Sakit Immanuel Bandung klien dibawa berobat ke Puskesmas dan sesak klien tidak berkurang kemudian klien dibawa ke Rumah Sakit Immanuel Bandung
3)      Riwayat Kesehatan Dahulu
Orang tua klien mengatakan sebelumnya klien pernah pernah dirawat dirumah sakit  umum daerah selama tiga hari dengan keluhan sesak.
a)      Pre natal
Ibu klien sering memeriksakan kehamilan pada saat mengandung klien ±4 kali selama kehamilan ke bidan, dan mendapatkan suntik TT 2 kali, selama kehamilan ibu klien tidak pernah mengalami keluhan.

b)      Natal
Ibu klien melahirkan klien secara normal spontan dibantu oleh bidan, usia kehamilan 36 minggu, dengan berat badan 3600 gram dan panjang badan 47 cm, selama proses melahirkan tidak ada faktor-faktor yang mempersulit proses kelahiran.
c)      Post Nata
Klien lahir langsung menagis, ASI pertama diberikan pada anak “N”setelah dilahirkan, tidak ada gejala asfiksia, mekonium pertama setelah melahirkan.
d)     Immunisasi
Anak “N” sudah di imunisasi lengkap di posyandu
-       BCG                 : 1x
-       DPT                  : 3x
-       Polio                 : 4x
-       Hepatitis B       : 3x
-       Campak                        : 1x
4)      Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. K tidak ada yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien dan Penyakit keturunan seperti asma, dan penyakit menular seperti TBC.




5)      Genogram
 









Keterangan :
          = Laki laki                                                     = Garis keturunan
         = Perempuan                                                  = Ikatan pernikahan
   = Klien                                                         = Tinggal serumah

 Diagram 3.1  Genogram




c.       Pola Aktivitas sehari-hari
Table 3.1  Pola aktifitas sehari hari
No
Aktivitas
Sebelum Sakit
Selama sakit
1)
Pola Makan dan Minum
Makan
Frekuensi
Jumlah
Bentuk
Jenis makanan
Keluhan

Minum
Frekuensi
Jenis


3 x sehari
1 porsi  setap makan
padat
nasi putih, lauk
Tidak ada


6 gelas sehari
air putih + susu


2 x sehari
½ porsi  makan           
lunak
bubur, lauk
Napsu makan berkurang

7-8 gelas sehari
air putih + susu
2)





Pola Eliminasi
BAB
      Frekuensi
      Jumlah
      Konsistensi
      Bau
 Keluhan
BAK
Frekuensi
Jumlah
Bau
Keluhan


1 X sehari
-
Padat
Bau khas
Tidak ada

4-5 x sehari
-
Khas
Tidak ada


1 X sehari
-
Padat
Khas
Tidak ada

4-5 x sehari
-
Khas
Tidak ada
3)




Pola Istirahat dan Tidur
Siang
Waktu
Lama
Kualitas
Keluhan
Malam
Waktu
Lama
Kualitas
Keluhan


Tidak teratur
3 jam
Nyenyak
Tidak ada

Tidak teratur
9-10 Jam
Nyenyak
Tidak ada


Tidak teratur
4-5 jam
Kurang nyenyak
Batuk

Tidak teratur
11-12 Jam
Kurang nyenyak
Batuk
4)



Personal Hygiene
      Mandi
      Cuci rambut
      Gosok gigi
 Ganti pakaian
      Keluhan

2 x sehari
1 x sehari
2 x sehari
2 x sehari
dibantu

1 x sehari
belum
1 x sehari
1 x sehari
Di bantu keluarga
5)
Aktifitas
Jenis
Lama
Keluhan

Bermain
9  jam
Tidak ada

Tidak bermain
Tidak bermain
Klien ingin bermain
2.      Pemeriksaan Fisik
a.      Keadaan Umum
a)      Tingkat kesadaran
Kualitatif                         :  Composmentis
Kuantiatatif                     :  PCS 15         E :  4     V  :  5     M  :  6
b)      Tanda-tanda Vital
Suhu                                :  36,5oC
Nadi                                 :  120 x/mnt
Respirasi                           48 x/mnt
c)      Antropometri
Berat badan               :  13,5 kg pada tanggal, 03 Juli 2012
:  13. kg pada tanggal, 05 Juli 2012
Tinggi badan              98 cm
b.      Pemeriksaan Fisik Head to Toe
a)      Kepala dan rambut
Inspeksi                         : Bentuk kepala simetris, rambut berwarna    hitam, merata, rambut tidak mudah dicabut, tidak ada lesi, keadaan rambut bersih
b)      Mata
Inspeksi                  : Letak simetris, warna konjungtiva merah muda, sklera putih, air mata tidak ada, reflek pupil terhadap (mengecil ketika diberi rangsangan cahaya ).

c)      Telinga
Inspeksi                  : Bentuk simetris ( antara kiri dan kanan ), keadaan bersih, letak pina sejajar ujung mata.
Palpasi                    :  Kartilago teraba fleksibel
d)     Hidung
Inspeksi                  : Keadaan bersih,  bentuk simetris, PCH ada, warna mukosa merah muda, septum nasi berada di tengah, terpasang O2 Nasal kanule untuk 2 liter permenit, pernapasan cuping hidung.
Palpasi                   :  Tidak ada nyeri tekan
e)      Mulut
Inspeksi                    :  Mukosa mulut kering, pergerakan lidah bebas , palatum utuh, tonsil dan uvula ada, warna tonsil dan uvula merah muda, sekret tidak keluar pada saat batuk, gigi lengkap.
f)       Leher
Inspeksi                  :   Keadaan bersih dan utuh
Palpasi                    : Pulsasi vena juguralis teraba brdenyut,  pembesaran kelenjar tiroid tidak terjadi, Reflek menelan baik.
g)      Dada
Paru – paru
Inspeksi                  : Irama nafas  tidak teratur, pernapasan  dangkal, penggunaan otot bantu napas
Palpasi                    :   Tidak ada nyeri tekan
Perkusi                    :   Sonor
Auskultasi              :   Suara paru ronchi.
Jantung
Inspeksi                  :  Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi                   :   Suara jantung terdengar redup
Auskultasi              :   Nada S1 S2 dan lub dup
h.)    Abdomen
Inspeksi                  : Bentuk datar, keadaan bersih, tidak terdapat lesi
Palpasi                   : Ketika di tekan bagian abdomen klien tidak ada merasa nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar.
Auskultasi               :  Bising usus 9x/menit
i)        Genitalia dan Anus
Inspeksi                  : Jenis kelamin perempuan, keadaan lengkap          ( klitoris , labia mayora, labia      minora, lubang uretra, lubang vagina ), terdapat lubang anus.
Palpasi                     :  Tidak ada nyeri tekan
j)        Kulit
Inspeksi                  :  Warna kulit sawo matang, lesi tidak ada.
Palpasi                    : Turgor kulit baik ( kembali kurang dari 2 detik),    akral teraba hangat, kulit tipis dan halus
k)      Ekstremitas Atas
5    5
5    5
Inspeksi                : Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, jumlah jari 5/5, tidak ada kelainan, terpasang infuse ditangan sebelah kiri, ROM
l)        Ekstremitas Bawah
5    5
5    5
Inspeksi                 : Bentuk kaki kanan dan kiri simetris, jumlah jari 5/5, tidak ada kelainan, pergerakan bebas, ROM

Palpasi                   :  Pergerakan bebas, refleks babinsky negatif.
c.       Data pisiko-sosial-spiritual
1)      Riwayat Psikososial
Orang tua Klien mengatakan supaya anaknya capat sembuh dan bisa bermain dan berkumpul lagi bersama anggota keluarga lainnya.
2)      Data Sosial
Klien anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Tn.S dan Ny.S yang hubungannya dengan baik anggota keluarga lainnya
3)      Data spiritual
Orang tua klien beragama Islam. Orang tua  klien berdoa agar anaknya segera cepat sembuh sehingga dapat kembali seperti sedia kala.



d.      Data penunjang
1)      Hasil laboratorium
               Tabel 3.2  Hasil laboratorium Tanggal 03 Juli 2012
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Batas normal
Hematologi
Hemoglobin
Hemotokrin
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Eritosit

12,9
38.1
H.31.04
544
50


g/dl
%
10^3/mm^3
10^3/mm^3
Juta /mm^3

10.7-15.6
31-43
600-1500
200-550
3.8-5.8
Nilai –nilai MC
MCV
MVH
MCHC

L77
26
34

FC
Pg/ml
g/dL

80-100
26-34
32-36
Hitungan Jenis
Basofil
Eosinofil
Neutrofil stab
Neutrofil segnen
Limtosil
Monosit

0,1
L.0,4
0
H.92.7
L.40
2.8

%
%
%
%
%
%

0,0-1,0
1,0-5,0
3,0-50
25.0-60.0
25.0-40.0
0.0-10.0
Kimia klinik
Natrium
Kalium
Glukosa darah sewaktu

139
4.1
98

mEq/L
mEq/L
mg/dL

135-147
3,5-55
60-100
                     Tabel 3.3  Hasil laboratorium Tanggal 06 Juli 2012
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Batas normal
Hematologi
Hematologi
Hemoglobin
Hemotokrin
Jumlah leukosit
Jumlah trombosit
Eritosit


12,4
36.6
7.45
H.553
50


g/dl
%
10^3/mm^3
10^3/mm^3
Juta /mm^3


10.7-15.6
31-43
600-1500
200-550
3.8-5.8
Nilai –nilai MC
MCV
MVH
MCHC

L77
26
34

FC
Pg/ml
g/dL

80-100
26-34
32-36


2)      Rontgen
Tangga pemeriksaan 03 Juli 2012
Hasil             :  Cor tidak besar, diafragma normal,sinus normal, pulmo hinus   kanan dan kiri asar, corak ramai di peri hiler. Tampak berca lunak dan nodul opak di peri hiler kanan
Kesan           :  Branchopneumonia diperi hiler kanan.Adanya KP perlu dipertimbangkan.
3)      Terapi
a)      Oral :
-       Mucera           : 3x1 Cth ( 08.00, 12.00, 18.00 )
-       Sanmol           : 3x1.1/4 Cth ( 08.00, 12.00, 18.00 )
b)      Injeksi
-    Kalmetasone  : 3x2 mg ( 06.00, 14.00, 22.00 )
c)       Nebulezer
-    Pulmicort        : 3x½ ampul  (Inhalasi) 06.00, 13.00, 18.00
-    Combiven       : 3x ½ Ampul (Inhalasi) 06.00, 13.00, 18.00
d)     Infu                      : Dextrose 5% untuk 500 CC / 24 Jam (intravena)
e)      Oksigen                : 2 liter permenit mengunakan nasal canule
4)      Perkembangan dan pertumbuhan klien saat ini
a)      Perkembangan
-          Klien merasa sedih dikarenakan tidak bisa berkumpul bersama teman sebayanya
-          Klien memilik keinginan untuk sembuh
-          Klien merasa bosan dikarenakan tidak bisa terlalu banyak beraktivitas
b)      Pertumbuhan
-          Berat badan klien menurun ½ kg setelah 3 hari dirawat
-          Tinggi badan klien 98 cm.
3.      Analisa data
Tabel 3.4  Analisa data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS
Ibu klien mengatakan anaknya sering batuk dan tidak mengeluarkan sekret.
DO:
-          Klien tampak batuk
-          Sekret tidak keluar pada waktu batuk
-          Pada saat diauskultasi terdengar suara ronchi

Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli


Kuman berlebihan di Broncus

Peradangan

Akumulasi sekret di broncus

Bersihan jalan nafas
Bersihan jalan tidak efektif napas
2








DS
Orang tua  klien mengatakan anaknya sesak napas
DO:
-          Napas cuping hidung
-          Penggunaan otot bantu nafas
-          Tampak lemas.
-          Tampak sesak
-          Respirasi 48 x / menit
-          Terpasang oksigen nasal kanule untuk  2 liter permenit

Jamur, virus, bakteri, protozoa


Masuk alveoli

Akumulasi sekret di broncus

Peradangan

Mukusdi broncus meningkat

Suplai O2 menurun

Hiverpentilasi

Gangguan pola nafas
Pola napas tidak efektif






3










DS:
Orang tua klien mengatakan nafsu makan  anaknya menurun
DS:
-         Tanggal, 03 Juli 2012 berat badan13,5 kg
-         Pada tanggal,05 Juli 2012 berat badan  13,0 kg
-         Makan 2 x sehari
-         Makan ½ porsi




Jamur, virus, bakteri, protozoa

Masuk alveoli

Proses Peradangan

peningkatan enzim di lambung.

kembung

Nafsu makan menurun

Intake kurang

Asupan nutrisi kurang dari kebutuhan
Nutrisi kurang dari kebutuhan








4.      Diagnosa keperawatan
a.       Bersihan jalan napas tidak efektif  berhubungan dengan penumpukan sekret
b.      Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kompliace paru menurun.
c.       Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat




www.panjaitanagus3891@gmaile.com

2 komentar:

  1. sangat membantu makalahnya :)

    BalasHapus
  2. Casino Sites UK ᐈ Reviewed & Rated by Casino Sites
    Find 골드머니 Casino Sites UK 배당흐름 & get their bonuses, promotions, games, live dealer, mobile casino & sport 제목학원 betting, live games, 헬로우 블랙 잭 sportsbook & 게임종류 casino.

    BalasHapus